Contoh-contoh NGO (Non-Goverment Organization) di Indonesia berdasarkan Klasifikasinya :

Contoh-contoh NGO (Non-Goverment Organization) di Indonesia berdasarkan Klasifikasinya :

1.      DONGO (Donor Organization NGO)

Organisasi yang termasuk ke dalam klasifikasi NGO ini contohnya adalah Yayasan TIFA. Yayasan TIFA yang terbentuk tahun 2012 ini adalah organisasi pemberi hibah yang bekerja untuk mempromosikan masyarakat terbuka, dengan berperan aktif menguatkan masyarakat sipil di Indonesia. Visi dari yayasan TIFA ini adalah sebuah komunitas dimana penduduk, pemerintah, dan sektor bisnis mendukung hak-hak individu khususnya hak dan pandangan kaum perempuan, minoritas dan kelompok marjinal lainnya, serta mendukung dan memupuk solidaritas dan tata pemerintahan yang baik. Sedangkan misi dari yayasan ini adalah memperjuangkan masyarakat terbuka di Indonesia yang menghormati keragaman serta menjunjung tinggi penegakan hukum, keadilan dan persamaan.

Yayasan TIFA termasuk dalam klasifikasi organisasi donor karena Yayasan TIFA ini merupakan organisasi pemberi hibah atau bantuan berupa dana kepada mitra-mitra kerjanya untuk mendukung program kerja yayasan guna mencapai visi / misi yayasan.

Dengan visi / misi yang telah di tetapkan tersebut yang kemudian dijabarkan dalam program kerja tematik, yayasan TIFA mencoba untuk memberi dukungan kepada publik dan atau komunitas berupa hibah atau bantuan dana melalui program kerja tematik yang ditetapkan yayasan yang selanjutnya yayasan TIFA bermitra dengan organisasi-organisasi non-profit yang ada di berbagai daerah di Indonesia untuk menunjang program kerjanya guna mencapai visi / misi yayasan.

Berikut alokasi dana hibah (tahun 2012) untuk mendukung program kerja yayasan TIFA yang disalurkan melalui mitra kerjanya :

a)      Untuk program Demokrasi & Pemerintahan sebesar Rp 10,274,011,616 (28%) dengan jumlah mitra sebanyak 27 organisasi masyarakat sipil.

b)      Untuk program Media & Informasi berjumlah Rp 8.944.449.199,- (24%).  dengan jumlah mitra sebanyak 30 mitra.

c)      Untuk program HAM dan Keadilan, Tifa telah mendanai sebesar Rp 9.987.245.200,- (27%). dengan jumlah mitra sebanyak 32 mitra.

d)     Untuk program Buruh Migran Indonesia mencapai Rp 7.790.010.000,- (21%). dengan jumlah mitra sebanyak 5 mitra.

2.      GONGO (Government-Operated NGO)

Salah satu contoh Government-Operated NGO di Indonesia adalah Indonesia Corruption Watch (ICW). ICW adalah sebuah organisasi non-pemerintah (NGO) yang mempunyai misi untuk mengawasi dan melaporkan kepada publik mengenai aksi korupsi yang terjadi di Indonesia. ICW adalah lembaga nirlaba yang terdiri dari sekumpulan orang yang memiliki komitmen untuk memberantas korupsi melalui usaha-usaha pemberdayaan rakyat untuk terlibat atau berpartisipasi aktif melakukan perlawanan terhadap praktek korupsi. ICW dibentuk di Jakarta pada tanggal 21 Juni 1998 di tengah-tengah gerakan reformasi yang menghendaki pemerintahan pasca Soeharto yang demokratis, bersih dan bebas korupsi.

ICW mempunyai visi yaitu menguatnya posisi tawar rakyat untuk mengontrol negara dan turut serta dalam keputusan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang demokratis, bebas dari korupsi, berkeadilan ekonomi, sosial, serta gender. Serta misi nya adalah memberdayakan rakyat dalam memperjuangkan terwujudnya sistem politik, hukum, ekonomi dan birokrasi yang bersih dari korupsi dan berlandaskan keadilan sosial dan jender, dan memperkuat partisipasi rakyat dalam proses pengambilan dan pengawasan kebijakan publik.

ICW masuk dalam daftar klasifikasi Government-Operated NGO karena ICW telah mendapat SK pengesahan pakta ICW oleh Kemenkumham. Artinya pembentukan lembaga ICW diapresiasi dan disetujui oleh pemerintah untuk membantu pemerintah dalam mengontrol negara sesuai dengan visi tersebut di atas. Dan juga untuk menangani isu-isu dan mempromosikan isu-isu yang terkait dengan pembentukan lembaga ini terutama isu tentang korupsi dan penegakkan hukum. Dalam struktur organisasi ICW juga terdapat divisi-divisi yang membawahi bidang-bidang tertentu. Misalnya Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan ICW menjalankan tugas melakukan pengawasan terhadap berbagai lembaga penegak hukum, hingga mengawal berbagai produk hukum yang relevan dengan pemberantasan korupsi.

3.      INGO (International NGO)

Contoh dari Interantional NGO di Indonesia salah satunya adalah Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB). YCAB didirikan tahun 1999 di Indonesia  dengan visi untuk memberikan harapan dan kesempatan bagi  anak muda pra-sejahtera di Indonesia. YCAB berfokus pada bidang pengembangan anak muda yang menyeluruh dengan edukasi dan akses finansial yang memadai.

YCAB termasuk dalam klasifikasi Interantional NGO di Indonesia karena dalam perkembangannya YCAB telah berhasil mendirikan YCAB International Inc. Yang didirikan di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, terstruktur sebagai organisasi non-profit dengan kantor pusat di New York City pada tahun 2007. Dengan kualitas manajemen yang baik YCAB juga telah mendapat apresiasi dari PBB-ECOSOC Special Consultative Status untuk menerima sertifikasi ISO 9001:2008 sebagai jaminan kualitas dan telah berhasil menerapkan balance score card Kaplan untuk terus meningkatkan kualitas manajemennya. YCAB juga pernah terpilih sebagai Kordinator Regional Global Youth Network (GYN) di Asia Tenggara dan Pasifik.

YCAB mendapat dukungan dari mitra internasionalnya untuk menjalankan program-program internasional yaitu program pembinaan menyeluruh untuk memberdayakan generasi muda di seluruh pelosok dunia. Beberapa negara yang aktif berpartisipasi di antaranya: Afghanistan, Mongolia, Myanmar, Pakistan, dan Uganda. Program-program internasional itu dilakukan YCAB dalam berkontribusi untuk masyarakat global dan juga untuk mencapai visi/misi YCAB sebagai salah satu Interantional NGO di Indonesia untuk membantu anak-anak muda di pelosok dunia untuk terus mandiri melalui program pengembangan anak muda yang menyeluruh dengan edukasi, serta untuk mencapai tujuan YCAB di tahun 2020 untuk membawa program YCAB ke lima juta anak muda di sepuluh negara dan meraih investasi donasi sosial hingga 50 juta USD dan menjangkau lebih banyak negara di Asia Tenggara.

4.      BINGO (Business-Friendly International NGO or Big International NGO)

Contoh dari Big International NGO di Indonesia salah satunya adalah Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU. Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU mempunyai visi menjadi lembaga kelas dunia yang terpercaya dalam membangun kemandirian. Misinya dengan melakukan pendayagunaan, menjalin kemitraan, mengadakan riset dan pengembangan, dan melakukan kerjasama baik di level nasional, regional, dan global.

Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU menjadi daftar Big International NGO di Indonesia karena lembaga ini mempunyai visi seperti tersebut di atas, serta telah mendapatkan legalitas untuk berkiprah di area yang lebih luas yaitu dunia internasional. Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU juga telah memperoleh register di PBB sebagai lembaga dengan status “Special Consultative Status” dari Economic and Social Council (Ecosoc) tahun 2008. PKPU memiliki aktivitas lembaga seperti misi penyelamatan kemanusiaan, rahabilitasi kemanusiaan, dan pembangunan masyarakat. Sebagai salah satu lembaga kemanusiaan yang mendapatkan register dari PBB, PKPU telah mengatasi banyak dampak bencana di beberapa negara seperti yang telah dilakukan di Somalia untuk misi kemanusiaan, penanganan banjir di Pakistan, krisis Rohingya, gempa Jepang dan lain-lain.

5.      ENGO (Environmental NGO)

Salah satu contoh dari Environmental NGO di Indonesia adalah Profauna. Protection of Forest & Fauna (Profauna) adalah lembaga independen non-profit berjaringan internasional yang bergerak dibidang perlindungan hutan dan satwa liar. Tujuan Profauna sendiri adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian hutan dan satwa liar, melindungi satwa liar dari kegiatan exploitasi dan perlakuan yang tidak layak, dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelestarian alam, khususnya dibidang pelestarian satwa liar dan hutan.

Profauna menjadi salah satu Environmental NGO di Indonesia karena dapat dilihat dari tujuan tersebut di atas, bahwa Profauna berfokus pada perlindungan hutan dan pelestarian satwa liar di Indonesia. Hal ini  terkait dengan negara Indonesia yang juga memliki daftar terpanjang tentang satwa liar yang terancam punah. Kerusakan habitat dan eksploitasi berlebihan menjadi penyebab utama terancam punahnya satwa liar di  Indonesia. Kondisi ini semakin diperburuk dengan masih lemahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian satwa liar dan hutan. Akibat hal tersebut maka beberapa aktivis lingkungan mendirikan Profauna Indonesia di tahun 1994.

Dalam menjalankan program-programnya Profauna juga banyak bermitra dengan organisasi sejenisnya dan mendukung serta menggerakkan masyarakat lokal untuk melestarikan hutan satwa liar di Indonesia. Profauna juga menjadi organisasi grassroots (akar rumput) terbesar di Indonesia untuk perlindungan hutan dan satwa liar.

6.      QUANGO (Quasi Autonomous NGO)

Salah satu contoh Quasi Autonomous NGO di Indonesia adalah Dekopin (Dewan Koperasi Indonesia). Dekopin merupakan wadah gerakan koperasi di Indonesia yang dibentuk tahun 1947. Dekopin bertugas memperjuangkan cita-cita gerakan koperasi Indonesia, menyalurkan aspirasi anggota, menjadi wakil gerakan koperasi di dalam dan di luar negeri, serta berperan sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan koperasi.

Dekopin yang berdiri tahun 1947 di Tasikmalaya dibentuk oleh masyarakat sebagai gerakan Koperasi di Indonesia yang masih merupakan bagian dari Organisasi Masyarakat / ornom (organisasi non-pemerintahan). Namun dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.6 tahun 2011 yang disahkan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara legal Dekopin menjadi Quasi Autonomous NGO’s. Karena lembaga ini bersifat independen yang berfungsi untuk mendukung fungsi kedalam Kementrian Koperasi dan UMKM meskipun secara hierarkis  tidak berada dibawah, bertanggung jawab dan terintegrasi terhadap Kemenkop.

Dekopin termasuk dalam Quasi Autonomous NGO karena adanya istilah lembaga-lembaga negara bantu (State Auxiliary Bodies) setelah isu demokratisasi merebak. lembaga-lembaga negara bantu ini keberadaannya dapat dibentuk secara langsung oleh negara atau juga dapat dibentuk oleh masyarakat dan di legalkan oleh keputusan Presiden dan anggotanya dapat berasal dari anggota pemerintah. Dekopin sebagai organisasi yang berbadan hukum hadir sebagai organisasi non pemerintahan (NGO), keberadaanya bersifat publik, di danai oleh publik dan untuk kepentingan publik. Dekopin sebagai wadah gerakan perkoperasian di Indonesia dan berperan sebagai Induk Koperasi diharapkan mampu mengangkat koperasi sebagai soko guru perekonomian bangsa.

7.      TANGO (Technical Assistence NGO)

Salah satu contoh Technical Assistence NGO di Indonesia adalah Yayasan Dewi Pertiwi (YDP) yang didirikan tahun 1977. Yayasan Daya Pertiwi adalah organisasi nirlaba yang memberikan perhatian khusus untuk membantu perkembangan masyarakat miskin dan masyarakat yang terpinggirkan dari bagian masyarakat. YDP memfokuskan kegiatan di bidang pertanian dengan memberikan bantuan teknis kepada petani kecil, buruh tani dan petani yang tak memiliki tanah.

YDP termasuk dalam Technical Assistence NGO di Indonesia karena organisasi / yayasan yang bergerak dibidang pembangunan ini memberikan bantuan teknis dan pelayanan kepada pengusaha, kelompok-kelompok kewirausahaan, petani, masyarakat luas dari berbagai profesi, dan instruktur lapangan baik dari sektor swasta dan pemerintah dalam perencanaan serta pelaksanaan kegiatan pembangunan. Selain itu, yayasan ini juga telah aktif dalam pembangunan pedesaan dengan membangun Kelompok-kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dengan memberikan bantuan teknis untuk menyediakan suplai air untuk irigasi dan air minum, perumahan rakyat, serta tabungan & kredit. Dalam bidang pertanian yayasan ini juga telah mengembangkan dan memberi bantuan untuk pertanian organik ekologis, rehabilitasi lahan, dan kehutanan sosial.

Selain berfokus pada pengembangan pertanian, yayasan ini juga concern pada pengembangan usaha kecil yang menjadi tonggak perekonomian Indonesia dan memberikan solusi terhadap masalah kebutuhan lapangan kerja. Berkaitan dengan hal tersebut yayasan ini telah memiliki Pusat Pelatihan di Denpasar Bali untuk melayani dan mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah untuk bisnis di Bali dan Indonesia Timur. Hal ini guna mencapai tujuan dari yayasan antara lain, untuk memberdayakan masyarakat lokal dengan kemampuan organisasi, pengetahuan dan keterampilan untuk mengelola sumber daya dalam perspektif pembangunan ekonomi hijau, untuk meningkatkan pendapatan bisnis lokal dan memperluas bidang kesempatan kerja, serta untuk memperkuat dari organisasi / kelompok sasaran sehingga mereka menjadi mandiri dan mampu mengambil peran dalam pembangunan ekonomi

8.      MANGO (Market Advocacy NGO)

Contoh dari klasifikasi NGO ini di Indonesia salah satunya adalah Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil disingkat ASPPUK. ASPPUK yang terbentuk tahun 1997 adalah jaringan Ornop atau LSM perempuan yang beranggotakan 54 Ornop (NGO) / LSM yang tersebar di 20 propinsi di Indonesia.  Aktivitas utama ASPPUK adalah melakukan penguatan perempuan usaha kecil mikro dalam  pengembangan usaha dan penyadaran kritis melalui pengorganisasian, pelatihan, diskusi kritis, seminar, technical asisten, fasilitasi pengembangan dan kualitas produk serta pasar.

ASPPUK masuk dalam klasifikasi Market Advocacy NGO di Indonesia karena NGO ini merupakan organisasi non-pemerintah yang concern terhadap pemberdayaan perempuan usaha kecil-mikro juga menjadi perkumpulan dan wadah bagi perempuan Indonesia untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi di Indonesia.

Selain itu, ASPPUK  didirikan juga untuk memenuhi hak-hak ekonomi perempuan (berkeadilan gender) dengan cara memfasilitasi mereka untuk terbangunnya akses dan kontrol perempuan usaha kecil-mikro terhadap sumberdaya ekonomi.

9.      RINGO (Religious International NGO)

Salah satu contoh Religious International NGO di Indonesia adalah Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI). ICMI merupakan organisasi massa yang berasaskan Islam dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Dibentuk tahun 1990 dengan sejarah pembentukan yang cukup panjang. ICMI adalah organisasi cendekiawan muslim yang menghimpun berbagai unsur cendekiawan dari berbagai kalangan masyarakat untuk memelihara dan melestarikan persatuan dan kesatuan bangsa.

 ICMI termasuk dalam klasifikasi NGO keagamaan di Indonesia karena ICMI memiliki tujuan mewujudkan tata kehidupan masyarakat madani yang diridhoi Allah subhanahu wata'ala dengan meningkatkan mutu keimanan dan ketaqwaan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam, kecendekiawanan dan peran serta cendekiawan muslim se-Indonesia. Selain itu, ICMI juga memiliki sifat yang menunjukkan dirinya sebagai NGO keagamaan yakni ke-Islaman dan ke-Indonesiaan, keilmuan, kepakaran, kecendekiawanan dan kebudayaan serta keterbukaan, kebebasan, kemandirian, dan kekeluargaan.

ICMI merupakan wadah yang terbuka bagi seluruh intelektual Islam di Indonesia dan menjadi salah satu organisasi yang memperkuat interaksi Islam sebagai kekuatan politik dengan birokrasi dan pembuat keputusan. Dari hal ini diharapkan dapat keluar kebijaksanaan-kebijaksanaan yang berguna bagi pembangunan kesejahteraan umat dan peningkatan kualitas manusia serta pengembangan bidang spiritual.